WELCOME

MENU

Sabtu, 10 September 2011

Sukses Cara Adele


Siapa yang paling bersinar di MTV Video Music Awards (VMA) yang disiarkan sehari sebelum Lebaran kemarin? Bukan Beyonce yang pamer kehamilannya. Bukan pula Lady Gaga yang tampil sebagai pria bernama Jo Calderone. Katy Perry yang memperoleh piala terbanyak malam itu? Juga bukan.
Jawabannya adalah Adele. Penyanyi cewek asal Inggris ini memukau sekitar tujuh ribu penonton dalam gedung dengan penampilannya, yang hanya ditemani piano, melantunkan "Someone Like You", single keduanya dari album "21".

Berbeda dengan para penyanyi wanita lainnya, resep sukses penyanyi yang bernama lengkap Adele Laurie Blue Adkins ini bukan lekuk tubuh semampai, kecanggihan teknologi instrumen musik dan studio, atau pilihan bermain di jalur musik trendi yang memadukan pop dengan R&B atau disco (Lady Gaga).
Adele juga tidak berkolaborasi dengan penyanyi top seperti Katy Perry, misalnya, yang menggaet Kanye West. Ataupun tampil dengan suguhan citra lewat kostum-kostum menghebohkan (Uhuk! Nicky Minaj!).
Penyanyi asal Tottenham ini memikat dunia dengan presentasi keresahan atau — istilah populer sekarang: galau — tingkat tinggi. Vokal berat Adele dan lirik lagu seolah menyihir siapa pun yang mendengarkan lagunya ikut merasakan emosi melankolis lagu.
Saat mengumumkan nominasi video terbaik dalam VMA kemarin, Katie Holmes menjelaskan bahwa ia juga terbawa emosi, ingin memukul dan menendang pria yang membuat Adele patah hati. Mulai dari Pink, Timbaland, Shannon Leto drummer 30 Seconds To Mars, sampai Jordin Sparks memuji penampilan Adele di VMA itu.
Kiat galau ini terasa unik sebab Adele terbukti sukses menyebar virus galaunya. Bahkan artis K-pop seperti Changmin dari DBSK pun jatuh cinta dengan keresahan gaya Adele. Album "21" kini telah terjual hingga sembilan juta kopi di seluruh dunia dan menjadi album terlaris dalam sepuluh tahun terakhir.
Silakan simak sendiri lirik lagu "Don't You Remember" yang ditulis Adele bersama Daniel Dodd Wilson.
I know I have a fickle heart and a bitterness
And a wandering eye and a heaviness in my head
But don't you remember? Don't you remember?
The reason you loved me before
Baby, please remember me once more…

(Aku sadar hatiku plin-plan dan menyimpan kepahitan, dan tatapan kosong dan beban berat di benakku, tetapi tidak kah kau ingat? Apakah kau tidak ingat? Alasan engkau mencintaiku sebelumnya, sayangku, tolong ingat sekali lagi).
Jika dibaca begitu saja, lirik itu mungkin terkesan melankolis murahan tetapi ketika diletupkan dengan vokal berat dan penjiwaan Adele, sulit untuk tidak ikut larut dalam emosi lagu.
Konsep galau Adele pun terasa baru dan menyegarkan karena kegelisahan itu dibalut dengan melodi musik-musik tidak populer: country, soul dan jazz. Kombinasi dua hal unik ini justru bisa diterima kalangan luas dan masuk dalam kategori pop. Baik "19" maupun "21" laku keras. Hal seperti ini bukanlah hal yang mudah karena hanya sedikit yang bisa melakukan "penyeberangan" seperti ini dalam musik.
Selain resep galau, kesuksesan Adele juga ditopang oleh kejeniusannya menulis lirik lagu. Gaya penulisan liriknya yang selalu bergaya seperti orang sedang bertutur, sehingga lirik lagu mudah dicerna. Pengalaman pribadinya (terutama dengan sang kekasih) sangat berperan. Ketika ia putus dengan kekasihnya, semua kepahitan dan pengalaman tidak menyenangkan itulah yang menginspirasi lirik-lirik dasyatnya.
Adele juga, percaya atau tidak, beruntung. Setelah sukses di Inggris, debut albumnya, "19", diedarkan juga di Amerika tetapi setelah hampir dua bulan lebih album ini tidak bergerak di pasar dan nyaris dianggap gagal.
Namun, faktor keberuntungannya hadir ketika ia harus tampil di Saturday Night Live. Episode dimana ia tampil merupakan episode SNL yang paling ditungu dan rating tertinggi. Soalnya, di episode ini, tampil juga Sarah Palin, yang waktu itu maju sebagai calon wakil presiden Amerika. Sehari setelah penampilannya, debut albumnya langsung melejit di iTunes dan Amazon.
Hanya dalam waktu sembilan bulan, album "19" mendapat dua sertifikat platinum di Amrik dan menang dua piala Grammy.
Lewat acara ini pulalah Adele bertemu produser top Rick Rubin yang membantunya di album "21".
Faktor keberuntungan juga yang mengantarkan Adele bertemu dengan di Ryan Tedder di tangga berjalan hotel dimana mereka menginap saat menghadiri Grammy. Dari pertemuan kebetulan itu, akhirnya terciptalah lagu-lagu dahsyat "Turning Table" dan "Rumor Has It".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar